banner 728x250

Kerjasama Korea Selatan dan Indonesia Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Jakarta – Pemerintah Korea Selatan dan Pemerintah Indonesia tengah bekerjasama membangun dan mengembangkan ekosistem EV atau kendaraan listrik di Indonesia.

 

banner 325x300

Kerjasama tersebut diharapkan menghasilkakan win win solution antara dua pihak melalui transfer ilmu, teknologi dan modal.

 

Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia dan Korea Trade Investment Promotion Ageny (KOTRA) mengadakan ‘Korea-Indonesia EV Partnership Business Plaza di Jakarta, Indonesia, pada Rabu 8 November 2023.

Pihak Korea Selatan dihadiri Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang-deok dan Perwakilan KOTRA, Yoo Jeong-yeol.

 

Kegiatan ini bertujuan mendukung ekspansi perusahaan-perusahaan terkemuka dalam bidang mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) dari Korea di pasar Indonesia.

 

Diisi dengan sejumlah kegiatan antara lain Forum Kerjasama Masa Depan Mobil Listrik (EV), Konsultasi Bisnis Kerjasama Mobil Listrik (EV), dan Pameran Sepeda Motor Listrik (EV).

 

Lebih dari 120 perwakilan perusahaan Indonesia dan lebih dari 30 perwakilan perusahaan Korea yang hadir di kegiatan tersebut.

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Lee Sang-deok mengatakan, Indonesia merupakan negara tujuan utama investasi. Kedua negara telah menjalin kerjasama yang semakin luas mulai dari Industri kayu, tekstil, makanan energi, baja, elektronik, kesehatan medis.

 

Terkini, kata Lee Korea Selatan tengah mengembangkan pembangunan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang merupakan proyek inti Presiden Jokowi.

 

“Untuk kemajuan pasar global bersama-sama (Indonesia) pada kesempatan pertemuan KTT bulan September lalu, MoU tentang pembangunan ekosistem industri EV telah ditandatangani,” terangnya.

 

Menurutnya, di Indonesia nanti, bukan hanya akan memproduksi dan menjual EV tetapi akan melakukan kerjasama di seluruh ekosistem EV seperti menambang, melebur bahan baku inti baterai EV, produksi sel baterai, memperluas infrastruktur pengisian daya, membuang dan daur ulang baterai EV.

 

Dia berharap, kerjasama dua negara ini G2G dan B2B nantinya bisa menjadi titik kunci bagi perusahaan Korea untuk memasuki pasar EV ASEAN, dan Indonesia berpeluang emas menjadi pusat EV di ASEAN.

 

“Saya berpikir inilah saatnya menggabungkan kekuatan kita dengan kerjasama kedua negara sehingga saling menguntungkan dan menjadi model kerjasama bisnis yang berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang,” tandasnya.

 

Sementara itu, CEO KOTRA mengatakan bahwa, kerjasama dua negara ini tak lepas dari dukungan dari Kementerian Energi dan Sumber Saya Mineral dan Kementerian Investasi yang mampu mempersiapkan sekira 180 konsultasi B2B antara 60 perusahaan dari kedua negara yang berkaitan dengan EV di Indonesia.

 

Dia berharap kegiatan pertemuan hari itu bisa menemukan peluang dan kesempatan baru antara Korea Selatan dengan Indonesia.

 

“Melalui acara hari ini, kami berharap kerjasama antara kedua negara dalam bidang EV akan semakin dalam, dan dapat bersama-sama berkembang,” katanya.

 

Saat yang sama, Direktur Konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral Gigi Udi Utomo mengatakan, siap mempercepat ekosistem EV dan mengatasi kendala yang muncul.

 

Menurutnya, ekosistem EV sangat penting di Indonesia dalam upaya beralih dari kendaraan berbasis bahan bakar fuel menjadi elektrik yang berpengaruh pada ketergantungan Indonesia pada impor minyak.

 

Menurutnya, hingga tahun 2030 Indonesia memiliki target 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta untuk roda dua.

 

“Pemerintah telah memiliki payung hukum (EV) yakni Perpres no 55 tahun 2019 tentang percepatan ekosistem kendaraan motor listrik untuk transportasi jalan sebagai payung hukum pengembangan dan investasi,” katanya.

 

Dengan Indonesia yang memiliki cadangan nikel sebagai bahan baku baterai EV yang besar Indonesia cukup untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.

 

“Menciptakan lapangan kerja baru dan juga meningkatkan PDB Indonesia dan akselerator dan katalisator dalam program ekosistem EV di Indonesia,” tandasnya.

 

CEO Dharma Polimetals Indonesia, Irianto Santoso, yang turut

berperan sebagai pembicara dan membagikan kisah sukses bermitra dengan perusahaan Korea, yang menarik perhatian banyak peserta.

 

Dharma Polimetals adalah salah satu produsen suku cadang mobil

terbesar di Indonesia dengan penjualan hampir 250 juta dolar AS pertahun, dan saat ini sedang mengembangkan bisnis di bidang suku cadang mobil listrik (EV), stasiun pengisian daya, serta menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan Korea dalam bisnis lainnya.

 

Turut hadir Budi Setiyadi, selaku Ketua AISMOLI, Lee, Jongmin Marketing Department Leader of LG Energy Solution.

 

Sesi pertama diisi oleh Prof. Evvy Kartini

Founder of National Battery Research

Institute (NBRI) dengan judul prestasi

‘Developing Battery & EV Ecosystem in Indonesia through Korea-Indonesia Partnership’.

Sesi 2

“EV Micro Mobility Eco-System in Indonesia” oleh Chun, Jai Un

General Manager of

Hyundai Kefico Indonesia

Sesi 3

“Why does Dharma Group Develop EV Technology”

Steven Adrian Santoso

Deputy Head of Corporate Finance and

Business Development of

PT Dharma Polimetal Tbk.***

 

https://aksigenerasi.org/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *