Kepulangan Aryanto Misel penemu Nikuba asal Cirebon dari pabrik Ferrari dan Lamborghini, di Italia, ternyata hanya membawa tangan kosong.
Alih-alih teknologi temuannya diadopsi 2 pabrikan supercar dunia, Aryanto Misel malah pulang dengan hati dongkol dan penyesalan.
Nikuba singkatan dari Niku Banyu alias Itu Air dalam bahasa Indonesia tersebut ternyata tidak ‘dibeli’.
Padahal Aryanto sudah mempersiapkan diri secara khusus dan menghabiskan 4 hari untuk mempresentasikan temuannya itu di depan para insinyur dua produsesn otomotif terkemuka tersebut.
Bagaimana kisahnya?
Jadi tukang servis Nikuba Rumania
Pria asal Cirebon, Jawa Barat itu datang temui Ferrari dan Lamborghini di Italia dengan dua orang timnya.
Dalam kesempatan itu, Aryanto Misel mempresentasikan teknologi Nikuba yang mampu mengubah air menjadi bahan bakar hidrogen.
Baca Juga : Babinsa Bantu Warga Membuat Saluran Air Irigasi Di Sawah
Namun selama pembahasan, sepertinya Ferrari meminta dirinya untuk merancang Nikuba secara langsung.
Akan tetapi ia sengaja tidak membawa Nikuba buatannya ke Italia untuk dipresentasikan secara langsung.
Alasannya karena khawatir Nikuba miliknya akan dibongkar dan dirancang kembali tapi bukan atas nama dirinya.
“Saya ke Italia nggak bawa Nikuba. Kalau bawa Nikuba, ya, hancurlah saya, karena pasti mereka nanti minta saya bongkar dan membuat kembali Nikuba,” tuturnya.
Yang cukup mengejutkan malah justru Ferrari dan Lamborghini ternyata sudah menyiapkan Nikuba buatan Rumania.
Tidak hanya itu, ia malah diminta untuk membongkar dan memperbaiki Nikuba yang sudah disiapkan kedua perusahaan tersebut.
“Sejenis Nikuba namun sangat berbeda, saya diminta untuk memperbaiki alat tersebut, saya perbaiki,” terang Aryanto.
Meski begitu, ia sengaja tidak sampai untuk membuat Nikuba Rumania itu bisa diterapkan ke kendaraan sampai bisa dikendari.
“Hanya sekedar untuk menyalakan kendaraan saja, namun sengaja saya belum sampai untuk kendaraan itu berjalan,” kata dia.
Hak Cipta Nikuba Rp15 Miliar
Dalam proses presentasi itu, Aryanto Misel mengaku diminta Ferradi dan lamborghini membuka blak-blakan perancangan Nikuba temuannya.
Namun permintaan itu dengan tegas ditolak alumni Universitas Indonesia tersebut.
Alasannya karena dalam presentasi itu sama sekali tidak ada pembicaraan soal penebusan hak cipta teknologi Nikuba.
Ia menduga Ferrari dan Lamborghini hanya ingin meniru teknologi Nikuba langsung darinya tapi tanpa bayaran alias gratisan.
“Jelas saya nggak mau, karena belum ada pembicaraan mengenai kompensasi kalau saya ajarkan pembuatan Nikuba,” tutur Aryanto.
Kepada Ferrari dan Lamborghini, Aryanto mengaku meminta Rp15 miliar untuk bisa mengadopsi teknologi Nikuba ciptaannya.
Akan tetapi selama memberi penjelasan teknologi Nikuba miliknya, Aryanto Misel menyebut sam sekali tak ada tawaran dari kompensasi.
“Bahasa kasarnya, ya, silahkan tekhnologi Nikuba yang saya ciptakan dibeli oleh mereka dengan nilai Rp15 miliar. Tetapi itu tidak ada obrolan mengenai itu,” ungkap dia.
Menyesal ke Italia
Tujuannya ke Italia memang memenuhi undangan dari Ferrari dan Lamborghini terkait teknologi Nikuba miliknya.
Dia juga berharap bisa mendapat keuntungan dari kedua perusahaan supercar tersebut dari teknologi ciptaannya itu.
Sayangnya, harapan Aryanto Misel ternyata bertepuk sebelah tangan.
Pada kesempatan itu, ternyata sama sekali tidak ada pembahasan Ferrari dan Lamborghini mau menebus hak cipta Nikuba.
“Saya kecewa karena nggak ada obrolan dan pembahasan jual teknologi Nikuba,” akunya.
Karena itu Aryanto Misel mengaku kesal dan menyesal sudah datang jauh-jauh ke Italia tanpa kejelasan.
Sebaliknya, ia malah dijadikan tukang servis Nikuba buatan Rumania yang malah dihadirkan dalam kesempatan itu.
“Akhirnya saya pulang saja. Tahu begini dari awal saya nggak usah berangkat ke Italia. Ngapain hasilnya begini,” sesalnya. (Pojoksatu)