banner 728x250

Santri Mahad Al zaytun Membangun Budaya Toleransi Perdamaian melalui Seni Budaya Wayang Golek

MDI. NEWS – Haurgeulis. Pondok Pesantren Ma’had Al zaytun Menampilkan Group Seni dan Budaya Wayang Golek Reksamahardika yang dipimpin oleh Ki Dalang Ujang Somantri (Kang Suji Salaci) bakal mentas di Pondok Pesantren Mahad Al-Zaytun Indramayu, pukul 19.30 WIB sampai selesai,Sabtu 6 Juli 2024.

banner 325x300

Ki Dalang Ujang Somantri bakal membawakan Lakon yang berjudul “Semar Bangun Swarga” menurutnya, lakon tersebut ada korelasi dengan situasi kondisi dengan Ma’had Al-Zaytun.

 

“Sengaja saya ambil lakon ini, karena sangat relevan sekali dengan keberadaan Ma’had Al-Zaytun,” kata Ki Dalang kepada media di Wisma Tamu Al-Islah.

 

Berdasarkan Cerita Narasi yang dibuat adalah Para pendiri Negeri Amerta (orang-orang Astina) sebelumnya membabat hutan belantara yang bernama Alas Amer. Para penghuni Ales Amer tersebut akan kedatangan para tokoh Pandawa salah satunya adalah Bima.

Santri Mahad Al zaytun Menampilkan Tarian Wayang Golek kepada para Tamu yang Hadir di Pentas Seni Budaya Malam Perayaan 1 Syuro 1446 H di Ponpes Mahad Al zaytun.

Orang-orang Astina berencana membangun sebuah negeri dengan menumbalkan salah satu tokoh Pandawa yang bernama Bima.

 

“Bima ini bakal ditumbalkan untuk persyaratan pembagian sebuah negara. Astina bakal didirikan di Ales Amer,” jelas Kidalang.

Ki Dalang Memberikan Wayang Golek kepada Panitia Acara Pentas Seni Wayang Golek Kepada M Ikbal Aulia Sebagai Tanda di Mulainya Pertunjukan Wayang Golek.

Setelah negeri tersebut dibangun dengan begitu majunya sampai ke pelosok desa-desa dan kampung yang bernama Kampung Tumaritis.

 

Di Kampung Tumaritis tersebut ada tokoh terkenal yang bernama Ki Semar yang menjadi tokoh masyarakat. Ki Semar mempunyai dukungan penuh dari Prabu Yudhistira sehingga mampu membuat masyarakat di kampung Tumaritis ‘gemah ripah loh jenawi’.

 

“Dibangunlah tatanan hidup yang sejahtera di kampung Tumaritis. Petaninya ‘sugih mukti sarenang’, kaum buruh ‘teaya nu ripuh’ daya tarik Ki Semar ini membuat penasaran sehingga banyak tokoh-tokoh dari negeri-negeri luar negeri berdatangan ke Tumaritis, ” jelasnya.

Santri Mahad Al zaytun Menyaksikan Acara Pertunjukan Seni Wayang Golek.

Salah satu penari jaipong yang berada dalam naungan group seni budaya Reksamahardika sangat terkesan dengan Pesantren Mahad Al-Zaytun. Menurutnya, Ponpes Al-Zaytun sangat terbuka terhadap seni budaya.

 

“Saya sangat kagum terhadap Pesantren Al-Zaytun yang mampu menyatukan antara budaya dan agama, yang konon agama dan budaya selalu berbenturan,” ungkapnya.

 

Wartawan : Kerry

https://aksigenerasi.org/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *